Honocoroko Dalam Aksara Jawa Sebagai Filosofi dari Penguatan Nilai – nilai Pancasila

by Nano Bethan
460 views

Filosofi dari aksara Jawa Honocoroko merupakan intisari dari nilai nilai Pancasila , yang pada pemerintahan Orde Baru , dilakukan penguatan nilai nilai Pancasila yang dikenal dengan Eka Prasetya Pancakarsa .

Presiden Indonesia ke dua, Jendral Besar Soeharto, yang menjabat sebagai presiden terlama dalam sejarah dapat dikatakan pemerintahannya paling stabil baik bidang keamanan,  sosial politik maupun secara ekonomi, dan menjadikan Indonesia sebagai Macan Asia. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi paling tinggi melebihi Jepang, India serta singapura, dengan swasembada berasnya.

Untuk melakukan konsolidasi sebagai perwujudan mencapai kesejahteraan dan kestabilan keamanan, pembangunan manusia Indonesia  bukan hanya dari segi raga saja tapi juga jiwa seperti yang dicita citakan oleh kontitusi kita. Dalam penguatan penjabaran nilai nilai Pancasila, saat itu dikenal dengan pedoman penghayatan pengamalan Pancasila ( P4 ) atau  Eka Prasetya Pancakarsa,  yang diadopsi dari falsafah dalam aksara jawa yaitu huruf Honocoroko.

Untuk lebih memahami dan mengerti apa konsep dasar dan isi falsafah yang terkandung didalamnya,  saya mencoba mengurai , agar generasi muda milenial bisa mengerti dan memahami ajaran luhur dari  warisan nenek moyang,  yang merupakan Bangsa yang besar dan berbudaya tinggi .

Konsep Dasar kepercayaan Jawa atau Javanisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini pada hakekatnya adalah satu kesatuan hidup. Javanisme memandang kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos. Dengan demikian perjalanan kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman pengalaman religius.

Dalam mencari eksistensi jati dirinya sebagai mahluk Tuhan, daya upaya dilakukan melalui pengembaraan yang tidak pernah berhenti untuk mencari hakekat hidup dan kehidupan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Hukum Alam (Sunatullah).

Muncul pertanyaan dari mana kita berasal dan setelah itu mau kemana dan kembali kemana (Sangkan Paraning Dumadi ). Wujud sang Pengeran / pangeran yang berarti Tuhan, tidak berwujud sebagai tempat bernaung dan berlindung, yang tidak bisa ditembus dan dijangkau dengan pikiran serta  panca indra. Sebagai wujud ekpresinya untuk menggambarkan itu semua maka ada istilah Tan Keno Kinoyo Ngopo.

Pengetahuan tentang konsep Ketuhanan salah satunya disimbolkan kedalam Aksara Jawa, Aksara yang sejatinya untuk media menulis orang Jawa, digunakan sebagai simbol pengetahuan konsep Ketuhanan . Simbol tersebut terdapat dalam tiap huruf aksara Jawa  Ha Na Ca To Ko , Da Tha Sha Wa La,  Pa Da Jo Yo Nyo, Ma Ga Ba Ta NGO.

Bahwa setiap huruf mengandung arti makna berbeda dan berkaitan antara satu dengan yang lain. Semuanya berjumlah 20 Huruf aksara Jawa yang merupakan pengembangan dari huruf Palawa. Setiap huruf nya punya muatan yang berkaitan dengan Sifat Religius dalam Konsep Ketuhanan, yang dalam keseharian dijabarkan dalam entitas olah ROSO bagi orang Jawa yang menekankan sisi spiritualitas yakni dengan laku spiritual.

Dalam beberapa babad atau cerita, Aksara Jawa diciptakan oleh Aji Saja dari tanah Hindustan India yang mengembara ke Jawa, pada tahun satu Saka. abad ke Dua Masehi. Tidak heran di Jawa banyak tempat yang diadopsi dari tanah Hindustan di India.  Misalnya Gunung Muria, dan Gunung Semeru yang identik dengan gunung Mahemeru yang disesuaikan dengan lidah orang Jawa.

Kisah Aji Saka sampai saat ini tumbuh subur di Jawa dan menjadi inspirasi kehidupan batin orang Jawa, sebagai pusaka jati diri, ibarat Pusaka adalah Curigo. Sedang kan warongko nya bisa bernama apa saja , sebagai pakaian penutup aurat dan memperindah bentuk .

Aksara Jawa Ha Na Ca Ra Ko mewakili spiritualitas orang Jawa yang paling dalam yang merindukan Harmoni , yang tidak suka atas terpecah- belahnya Anak Bangsa. Bahwa setiap huruf huruf aksara Jawa dalan honocoroko tersebut penuh dengan dimensi spiritual yang punya kekuatan magis secara spiritual , dengan tata cara yang tentu diajarkan oleh para ahli filsafat dan kebatinan Jawa. Bermakna dimensi spiritual maka, seluruh Sila dari Pancasila merupakan perwujudan dan pengejawantahan dari aksara Jawa tersebut yang dijabarkan dalam bahasa modern, dalam sila pertama hingga kelima dari Pancasila.

Dalam kaitan membangun karakter Bangsa, terhadap generasi muda, mencakup  potensi potensi keunggulan bangsa, untuk ketahanan bangsa , yang diarahkan empat tatanan yakni menjaga jati diri bangsa, menjaga keutuhan NKRI, membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan membentuk bangsa yang maju , mandiri dan bermartabat sebagai bangsa yang besar dan berbudaya.

Kiranya konsep aksara Jawa dari honocoroko bisa dijadikan pijakan dan pembelajaran bersama dari generasi muda , yang merupakan tulang punggung bagi bangsa ke depan . Bhineka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharma Mangrwa ***

Arti dan makna dari huruf Aksara Jawa :  Ha Na Ca Ra Ka: Utusan Hidup berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasad badan kasar manusia. Ketiga unsur nya adalah Tuhan, Manusia dan kewajiban Manusia sebagai Hamba Tuhan.

Da Ta Sa Wa La: manusia setelah diciptakan sampai dengan saat meninggal tidak boleh SaWaLa atau mengelak sebagai manusia, harus bersedia melaksanakan , menerima takdir, dan menjalankan kehendak nya

Pa DHA Ja Ya Nya : Menyatunya Zat Pemberi Hidup ( Tuhan ) dengan yang diberi hidup ( Mahluk ) yang diberi sifat unggul atau jaya sebagai mahluk yang diberkati untuk memimpin di muka Bumi.

Ma Gha Ba Ta Ngo: Menerima yang diperintahkan dan melarang atas hukum yang dilarang dari Tuhan yang Maha Esa, yang maksudnya manusia harus berserah diri Sumarah pada garis Kodrati, meskipun manusia diberi hak meWiradat, atau  berusaha.

Arti setiap Huruf Jawa:

HA Hana Hurip Wening suci :  adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci ( Tuhan ).  NA Nur Chondro, Ghaib Condro : pengharapan Manusia hanya selalu pada Sinar cahaya ke Tuhanan untuk jadi penuntun. CA Cipto Wening : Arah dan Tujuan Manusia hanya pada yang Maha Tunggal atau Tuhan.

RA Rasa Ingsun Handulusih : Rasa Cinta sejati muncul dari Cinta Kasih Nurani.   KA  Karsoningsung memayuning Bawono : Hasrat ditujukan untuk kesejahteraan Alam Semesta. DA Dumading Dzat kang tanpo winangenan : Menerima hidup apa adanya.

TA  Tatas lan Wibowo : Totalitas dalam hidup untuk mencapai tujuan satu visi dan misi. SA Sifat Ingsun : Membentuk kasih sayang seperti sifat Tuhan yang penuh kasih. WA Wujud Hana tan keno kiniro : Ilmu manusia hanya terbatas, tapi implikasi nya bisa tanpa batas.

LA Lir Handoyo paseban jati :Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi. PA Papan Tan tanpo Kiblat : Hakekat Tuhan yang ada di segala Arah , timur dan Barat milik Allah dimana wajahmu dihadapkan disitulah Allah berada.

DHA  Duwur wekasane endek wiwitane : Untuk bisa berada diatas, tentu selalu dimulai dari bawah / dasar. JHA  Jumbuhing Kawulo LAN Gusti : Selalu berusaha menyatu memahami kehendaknya . YA Yakin marang samubarang : Yakin atas titah kodrat illahi.

NYA Nyoto tanpo moto : Memahi kodrat kehidupan. MA. Madep manteb nembahing illahi, artinya mantab dalam menyembah Illahi. GA guru Sejati kang Muruki : Guru sejati adalah hati nurani dan belajar lah padaNya. BA Bayu sejati kang andalani : Menyelaraskan pada gerakan alam Semesta ( Sunatullah ).

TA  Tukul Soko : Niat , artinya sesuatu akan terjadi dari niat diri kita. NGA Ngracut busaning Manungso :Melepas dan menghancurkan Ego pribadi , sebagai manusia.

Jakarta, 31 Agustus 2023

Soerjo Projo

Agus Widjajanto

Berita Terkait