Eskalasi Perang Iran Israel Bisa Menyeret Kekuatan Negara  Adi Daya Dalam Konflik Skala Luas

by Nano Bethan
32 views
Opini

Oleh : Agus Widjajanto*

Kantor berita Aljazera dan  media sosial menayangkan secara langsung, kota – kota di Israel dibombardir oleh rudal jelajah jarak jauh serta dron berpandu yang membawa bom dari Iran. Ini merupakan serangan balasan atas  serangan Israel terhadap wilayah Iran dengan menggunakan serangan udara melalui pesawat pesawat siluman F35, yang menghancurkan pusat penelitian Nuklir Iran dan menewaskan petinggi militer Iran dan puluhan ahli nuklir, 13 Juni pada hari Jumat lalu.

Porak poranda nya kota Tel Aviv , dan Haifa serta kota kota lainya diwilayah Israel, menunjukan Payung Iron Dom yang dibangga – banggakan akan mampu  menangkal serangan rudal dari luar, ternyata tidak mampu menangkal serangan rudal jarak jauh dan serangan ratusan pesawat dron bunuh diri dari Iran.

Situasi ini membuat Israel tidak bisa keluar dari situasi perang yang harus dihadapi, mengingat Israel yang memulai  melakukan serangan terlebih dahulu terhadap wilayah Iran di  Ibukota Teheran.

Eskalasi perang antara Iran dan Israel diprediksi akan terus meningkat setelah serangan Iran terhadap Israel pada 13 April 2024, yang menargetkan wilayah Israel dengan lebih dari 300 drone dan rudal. Serangan ini merupakan pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa pejabat Iran, termasuk dua jenderal.

Beberapa faktor yang memicu eskalasi perang antara Iran dan Israel adalah ¹:

– Tujuan Revolusi Islam Iran 1979: Iran ingin menegakkan nilai-nilai Islam Syiah dan menyingkirkan Westernisasi di Timur Tengah.

– Buruknya Hubungan Iran-Israel: Iran mendukung kelompok militan seperti HAMAS dan Hizbullah, sementara Israel melakukan serangan terhadap kepentingan Iran.

– Perang Rahasia: Kedua negara terlibat dalam perang bayangan, saling menyerang kepentingan nasional lawan di darat, udara, laut, dan dunia siber.

Prediksi kedepannya, beberapa kemungkinan yang terjadi adalah: Perang Terbuka:  Serangan Iran dapat memicu perang terbuka antara kedua negara, dengan kemungkinan keterlibatan negara-negara lain.

– Perebutan Hegemoni: Iran dan Israel bersaing untuk menjadi kekuatan dominan di Timur Tengah, dengan dukungan dari negara-negara besar seperti AS dan Rusia.

– Upaya Perdamaian: Beberapa pihak menyerukan perdamaian dan menahan diri untuk tidak memperburuk situasi.

Namun, mencapai perdamaian di Timur Tengah akan sulit karena :

– Konflik yang Panjang:  Konflik antara Iran dan Israel sudah berlangsung lama dan melibatkan berbagai aspek, Keterlibatan negara-negara Besar: Negara-negara besar memiliki kepentingan yang berbeda-beda di Timur Tengah, sehingga sulit mencapai kesepakatan, Dehumanisasi: Konflik yang panjang dapat menyebabkan dehumanisasi dan normalisasi kekerasan.

Dalam beberapa bulan terakhir, situasi semakin memanas dengan serangan-serangan yang dilancarkan kedua belah pihak. Hanya waktu yang dapat menentukan bagaimana eskalasi perang ini akan berlanjut.

Jika situasi ini tetap berlanjut maka diprediksi akan menyeret negara – negara Arab disekitarnya dan juga negara – negara besar, dalam perang di timur tengah yang bukan  tidak mungkin memicu pecahnya perang Global Dunia ke tiga.

Skenario paling logis , Iran akan melakukan serangan udara menggunakan pesawat tempur yang secara terbuka meminta bantuan membeli peralatan perang dari China dan Rusia yakni pesawat Shangyang J 35, yang merupakan pesawat siluman buatan China Tiongkok, demikian juga Iran yang beberapa pekan sebelum nya telah menerima pengiriman pesawat SU 35 dari Rusia, akan mendatangkan ratusan pesawat SU 35 ditambah pesawat generasi ke lima terbaru dari Rusia yakni SU 57.

Rusia dan China akan membantu Iran dari konsekwensi logis atas kepentingan hegemoni Global baik secara politis, ekonomi maupun militer yang ingin menyaingi hegemoni Amerika Serikat bahkan berkeinginan untuk merobohkan hegemoni tersebut, baik di tingkat Global maupun di kawasan seperti Timur Tengah yang kaya akan sumber energi minyak dunia.

Demikian juga Pakistan dan Yaman akan mendukung penuh terhadap Iran, dan hal ini bukan tidak mungkin  akan memicu perang antar golongan dalam negara antara negara – negara Islam melawan negara – negara yang non Islam, yang akan menyeret  bukan hanya dalam kepentingan politik akan tetapi sudah mengarah pada kepentingan kesetiakawanan dalam agama dan ini yang sangat berbahaya. Serangan Houty Yaman terhadap kapal – kapal di laut merah telah mengganggu terusan Suez yang mengalami penurunan pendapatan karena kapal – kapal dagang telah memilih menghindari laut merah akibat Rudal dari Hauty Yaman yang didukung Iran.

Iran dengan alutsista terbaru dari China dan Rusia akan menghantam seluruh pangkalan pangkalan militer yang di kuasai Amerika Serikat di Timur Tengah, baik di Irak, Suriah, Yordania, dengan tujuan untuk menghambat bantuan paman Sam membantu militer Israel yang merupakan anak emas dan partners kepentingan di Timur Tengah. Belum lagi Iran akan mempersiapkan serangan darat dari wilayah Libanon yang akan dibantu Hamas dan Hizbullah, untuk menyerang Israel dari perbatasan.

Apabila hal ini terjadi maka Pemerintahan Donal trum akan terseret dalam perang besar yang bisa membawa konsekuensi logis dalam kepentingan Global, yang mana Amerika telah memainkan perannya selama ini di Timur Tengah sebagai kekuatan yang mendominasi,  ingin melenyapkan pemerintahan Iran, dan diganti dengan pemerintahan yang bisa dikendalikan dan berkawan dengan Israel melalui anak dari Raja Reza Pahlefi dari dinasti  Iran yang telah digulingkan oleh ayatullah Komaeni pada tahun 1979 yang lalu.

Dengan skenario tersebut harusnya negara – negara Arab sadar dan bersatu untuk meninggalkan kepentingan masing – masing, sebab situasi tersebut akan membahayakan eksistensi dari keberadaan mereka selaku negara yang bermartabat. Setelah jatuhnya Irak lalu Libya dan  dilanjutkan jatuhnya Suriah, harus menjadi pembelajaran dimana setelah itu adalah giliran mereka untuk dikuasai.

Melihat konstelasi kekuatan yang diprediksi akan menumpuk di wilayah Timur Tengah , dan akan meletus perang terbuka antara Israel dengan Irak, yang  secara efek domino sangat mempengaruhi ekonomi dunia, karena pasokan energi minyak pasti terganggu, dan mungkin  akan mengalami kekacauan di seluruh dunia akan krisis energi untuk kendaraan bermotor  serta pesawat terbang dengan sibuknya penerbangan antar negara dan antar daerah dalam satu wilayah negara dan industri – industri yang masih menggunakan energi minyak.

Situasi ekomoni global akan sangat terpengaruh dan keadaan akan semakin sulit , yang tentu mau tidak mau suka tidak suka berimbas pada kondisi ekomoni negara kita, Indonesia tercinta.

Sebagai Negara Non Blok dan Negara muslim terbesar di dunia memang tidak akan terpengaruh secara politik, akan tetapi dengan sistem perdagangan global dan sistem keuangan global yang masih bergantung pada dolar Amerika maka hal ini akan sangat berpengaruh, dimana pemerintah harus bersiap diri untuk melakukan proteksi untuk melindungi rakyat dari tetap tersedianya BBM dan bahan pokok kebutuhan baik pangan maupun sandang.

Bahan introspeksi dan pembelajaran bagi kita, bahwa untuk bisa menciptakan perdamaian dunia maka harus siap untuk melakukan peperangan, harus mampu  untuk membangun kekuatan militer dan ekonomi agar bisa menciptakan perdamaian secara  damai, tanpa kondisi siap perang walau kita cinta damai, maka akan jadi makanan empuk bagi negara – negara besar yang yang secara politis hukum perang merupakan bagian dari bisnis dan kekuasaan mereka untuk menguasai negara yang lebih lemah.

*Pemerhati sosial budaya,   politik, dan sejarah bangsanya

Berita Terkait