Denpasar, tabloiddictum.com – Baru lima bulan menjabat sejak diambil sumpah dan pelantikan, 28 Juli 2021, Wahyu Iman Santoso harus merelakan kursi Ketua Pengadilan Negeri (KPN) kelas IA Denpasar, beralih diduduki, I nyoman Wiguna. Waktu yang teramat singkat ‘hengkang’ bila dibandingkan dengan KPN Denpasar sebelum – sebelumnya.
Selama menjabat sebagai KPN Denpasar, Iman Santoso, boleh dikata adalah KPN eksklusif. Masyarakat pencari keadilan, bahkan wartawan yang bertugas di PN Denpasar tidak pernah tahu apalagi mengenal sosok Iman Santoso yang sebelum dimutasi ke Denpasar menjabat menjabat KPN Batam itu. Bersama Rustanto, Wakil Ketua PN Denpasar, diibaratkan, antara ada dan tiada, hanya terdengar nama tetapi tidak kelihatan rupanya.
Sejak menduduki kursi empuk KPN Denpasar, harus diakui, Iman Santoso belum memenuhi harapan seperti yang disampaikan Ketua Pengadilan Tinggi (KPT) Denpasar, Zaid Umar Bobsaid saat melantik dirinya, yakni mempertahankan yang telah dicapai Soebandi, KPN Denpasar sebelumnya, dan lebih meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya para pencari keadilan.
Selama beberapa bulan terakhir, peradilan yang berlangsung di PN Denpasar, khususnya untuk persidangan pidana, semakin carut marut. Pandemi covid-19 yang mengharuskan sidang berlangsung secara daring atau online terkesan asal – asalan. Fasilitas pendukung untuk persidangan daring lepas dari perhatian sehingga sidang hanyalah formalitas, memenuhi syarat dalam proses peradilan.
Yang ada, Wahyu Imam Santoso yang ketika diakhir – akhir jabatannya sebagai KPN Batam, dituding terlibat dalam peradilan sesat ini, membatasi kegiatan awak media yang meliput di PN Denpasar. Wartawan yang meliput persidangan, khususnya fotografer, harus minta ijin dari majelis hakim. “Untuk menghindari, majelis hakim ketahuan saat sidang lebih fokus main game, nonton film dari handphone atau lagi tidur,” sentil seorang awak media.
Sementara itu, Juru Bicara PN Denpasar, Gede Putera Astawa dikonfirmasi, Minggu, 2 Januari 2022 pagi menjelaskan, KPN Wahyu Iman Santoso di mutasi sebagai Wakil Ketua PN Jakarta Selatan. Sementara kursi yang ditinggalkan akan ditempati, I Nyoman Wiguna, saat ini menjabat KPN Kendari, Sulawesi Selatan. “Untuk rencana sertijab, perkiraannya antara bulan Pebruari atau Maret. Mengingat, SK biasanya turun satu atau dua bulan setelah hasil rapat mutasi,” ungkap Gede Astawa. NAN
